pusat benih ikan lele sangkuriang di Tangerang

Friday, November 9, 2018

Persiapan wadah bididaya ikan


Setelah mengetahui bermacam-macam wadah budidaya ikan dan mengetahui konstruksi wadah tersebut maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan segalanya agar wadah budidaya ikan tersebut dapat dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Dalam membudidayakan ikan dengan menggunakan kolam yang biasanya dilakukan untuk melakukan budidaya ikan air tawar, harus dilakukan persiapan kolam agar dapat dipergunakan untuk membudidayakan ikan. Persiapan kolam meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan dasar kolam, perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran air, pemupukan dan pengapuran.

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan meliputi :

1. Pengeringan

Pengeringan dasar kolam sangat dibutuhkan oleh ikan agar bakteri pembusuk yang dapat menyebabkan ikan sakit, racun sisa dekomposisi selama budidaya terbuang. Pada kolam pemijahan pengeringan dasar kolam bertujuan agar ikan dapat memijah karena tanah yang dikeringkan dan diairi akan melepaskan bau tertentu yang disebut petrichor, selain itu pengeringan dasar kolam dapat membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam kolam Gambar 1.




Gambar 1. Pengeringan dasar kolam

2. Perbaikan pematang

Perbaikan pematang bertujuan untuk mencegah kebocoran kolam. Kebocoran kolam dapat diakibatkan oleh binatang air seperti belut, kepiting dan hewan air lainnya. Pematang bocor mengakibatkan air kolam tidak stabil dan benih ikan banyak yang keluar kolam. Perbaikan pematang ini hanya dilakukan pada kolam tanah, sedangkan pada kolam tembok dilakukan perawatan dan pengecekan kebocoran pada setiap bagian pematang.

3. Pengolahan dasar kolam

Pengolahan dasar kolam dilakukan pada kolam tradisional dan kolam semi intensif dimana dasar kolam berupa tanah. Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan mencangkul dasar kolam sedalam 10 – 20 cm. Tanah tersebut dibalik dan dibiarkan kering sampai 3-5 hari. Tujuan pengolahan dasar kolam adalah mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa organik dalam tanah sehingga senyawa-senyawa yang beracun yang terdapat di dasar kolam akan menguap. Tanah yang baru dicangkul diratakan. Setelah dasar kolam rata, lalu dibuat saluran ditengah kolam. Saluran ini disebut kemalir. Kemalir berfungsi untuk memudahkan pemanenan dan sebagai tempat berlindung benih ikan pada siang hari. Saluran pemasukan dan pengeluaran air dilengkapi dengan saringan. Tujuannya untuk menjaga agar tidak ada hama yang masuk ke dalam kolam dan benih ikan budidaya yang ditebarkan tidak kabur atau keluar kolam (Gambar 2.37).




Gambar 2.37. Pengolahan tanah dasar kolam

4. Pengapuran.

Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah. Pada saat tanah dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar, penebaran kapur dapat dilakukan. Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit. Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor/kapur aktif (CaO).

Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya lebih banyak  mengandung karbonat, magnesiumnya sedikit (CaCO3), sedangkan dolomit bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat [CaMg(CO3)]2, Dolomit merupakan kapur karbonat yang dimanfaatkan untuk mengapur lahan bertanah masam. Kapur tohor adalah kapur yang pembuatannya lewat proses pembakaran. Kapur ini dikenal dengan nama kapur sirih, bahannya adalah batuan tohor dari gunung dan kulit kerang. 

Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya karena jika berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam. Sebagai acuan dalam memberikan kapur pada kolam budidaya ikan dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tetapi ada juga para petani menggunakan dosis kapur berkisar antara 100-200gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada keasaman tanah kolam.




 


Tabel 2.5. Dosis kapur Tohor (CaO) menurut jenis tanah dan macam kolam dengan luas 100 meterpersegi


Jenis tanah
Jenis tanah
Jenis tanah
Jenis tanah
Macam kolam
berpasir
pasir
lumpur
berlumpur


berlumpur
berpasir

Kolam baru
25 kg
30 kg
40 kg
60 kg
Kolam lama
15 kg
20 kg
30 kg
40 kg




5. Pemupukan.

Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang porous serta menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami benih ikan. Jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak besar (sapi, kerbau, kuda dan lain-lain) atau kotoran unggas (ayam, itik dan lain-lain) yang telah dikeringkan. Sedangkan pupuk buatan berupa bahan-bahan kimia yang dibuat manusia dipabrik pupuk yang berguna untuk menyuburkan tanah. Jenis pupuk buatan yang dapat digunakan antara lain adalah pupuk nitrogen (urea, ZA), pupuk phosphor (TSP), pupuk kalium (KCl) dan pupuk NPK yang merupakan gabungan dari ketiga hara tunggal.

Dosis pupuk kandang juga bergantung kepada kesuburan kolam ikan, biasanya berkisar antara 100-150 gram/m2 sedangkan untuk kolam yang kurang kesuburannya dapat ditebarkan kotoran ayam sebanyak 300 – 500 gr/m 2 . Dosis yang digunakan untuk pupuk buatan biasanya berkisar antara 200- 300 gram/m2. Kolam dapat juga dipupuk menggunakan, TSP dan Urea masing- masing sebanyak 10 gr/m2 dan kapur pertanian sebanyak 25 – 30 gr/ m2 atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan lahan.

6. Pengairan

Kolam yang telah dikeringkan, dikapur dan di pupuk tersebut lalu diairi agar pakan alami di kolam tersebut tumbuh dengan subur. Pengairan ini harus dilakukan minimal 4 –7 hari sebelum larva/benih ikan di tebar ke dalam kolam pemeliharaan agar pakan alami tumbuh dengan sempurna.

Ketinggian air di kolam ikan ini bergantung pada jenis kolam, untuk kolam pemijahan ketinggian air 0,75-1,00 m, kolam pemeliharaan 1-1,25 m (Gambar 2.38). 



Gambar 2.38. Mengairi kolam


Wadah budidaya ikan (kolam) yang sudah dipersiapkan dan siap untuk dipergunakan sebagai wadah untuk kegiatan budidaya. Agar kolam yang dipergunakan senantiasa baik untuk kegiatan budidaya maka harus selalu dilakukan pengelolaan terhadap kolam budidaya baik kolam pemeliharaan, pemijahan, penetasan telur dan lain sebagainya. Pada pengelolaan kolam yang akan dipergunakan sebagai wadah pemeliharaan induk/calon induk sebaiknya mempunyai persyaratan yang sesuai dengan lingkungan yang layak bagi kehidupan induk.

Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan kolam induk ikan ini adalah :

1. Persiapan wadah

Wadah mempunyai pematang kokoh dan tidak bocor, pintu pemasukan, serta pintu pengeluaran yang dipasang saringan. Adanya saringan air ini baik pada pintu pemasukan maupun pada pintu pengeluaran, untuk menghindari masuknya ikan liar, terutama ikan predator yang dapat mengganggu proses pemijahan bahkan dapat memangsa induk maupun larva yang dihasilkan.

Pengolahan dasar kolam dengan cara membalik tanah bagian dasar kolam yang di lanjutkan dengan pengapuran dan pemupukan. Pengolahan dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan dasar dan perairan kolam sebagai stok pakan alami bagi calon induk. Pemberian kapur selain dapat membunuh hama dan parasit ikan juga dapat menaikan pH dasar kolam. Sedangkan pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan fitoplankton sebagai makanan zooplankton maupun ikan. Pemupukan dasar kolam dapat digunakan pupuk kandang, pupuk hijau atau pupuk buatan. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara menyebarkan pupuk ke dasar kolam dan dilanjutkan dengan pemupukan susulan setelah 15 hari dengan cara memberikan pupuk yang dibungkus dari karung plastik yang diberi lubang keci-kecil sehingga pupuk akan terurai secara perlahan.

2. Pengairan

Pengairan dimaksudkan untuk menjaga kondisi lingkungan bagi induk sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan yaitu perairan subur, cukup tersedia oksigen terlarut ( !5 ppm), CO2 (<10 nh="" ppm="" span="">3 ( <1 ada="" air="" akibat="" atau="" dari="" demikian="" harus="" kolam="" kotoran="" lagi="" lainnya.="" lingkungan="" maka="" mendapatkan="" menerus="" mengalir="" pakan="" penimbunan="" ppm="" sampah="" sehingga="" sisa="" span="" terus="" tidak="" untuk="" yang="">



 



3. Pengendalian gulma air Tanaman air yang dapat mengganggu lingkungan hidup ikan antara lain adalah eceng gondok dan kiambang, bila populasinya banyak sampai menutupi permukaan air, maka proses difusi oksigen ke dalam air dan proses fotosintesis phytoplankton dapat terganggu sehingga Oksigen terlarut akan menurun. Pengendalian gulma air ini dapat dilakukan dengan cara memberi saringan pada pintu pemasukan air dan pengendalian gulma secara mekanis, yaitu dengan cara mengambil /mencabut gulma yang ada di kolam.

Setelah semua langkah persiapan dilakukan maka kolam tersebut dapat digunakan untuk melakukan kegiatan budidaya.

Wadah budidaya ikan yang lainnya adalah bak tembok atau bak beton, bak yang akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan persiapan wadah sebelum dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya. Persiapan wadah bertujuan untuk mengkondisikan wadah agar dapat digunakan secara efesien dan memenuhi persyaratan lingkungan yang optimal, sehingga ikan dapat hidup dengan laju pertumbuhan yang optimum. Persiapan bak budidaya ikan meliputi:

1. Sanitasi wadah

Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan (bak) sebelum digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak terdapat sisa-sisa kotoran yang dapat menyebabkan pembawa penyakit Gambar 2.31). Bahan yang digunakan untuk membersihkan wadah dan merupakan desinfektan antara lain lain adalah Chlorin 200 ppm, Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%. Wadah yang akan dipergunakan setelah disikat, dibersihkan dan diberi desinfektan kemudian dibersihkan kembali dan wadah tersebut dibiarkan kering udara agar bahan beracun tersebut telah hilang menguap. Setelah dilakukan sanitasi diisi dengan air untuk memeriksa kebocoran bak.

Gambar 2.39. Sanitasi bak budidaya

2. Perbaikan wadah

Sebelum wadah digunakan dilakukan pemeriksaan apakah bak tersebut siap untuk digunakan untuk budidaya ikan. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah bak yang akan digunakan mengalami kerusakan baik karena kebocoran dasar dan dinding bak maupun karena adanya kebocoran pada pipa pengeluaran dan pemasukan. Oleh karena itu kerusakan tersebut harus diperbaiki dahulu sebelum digunakan. Bahan untuk memperbaiki kebocoran bak dapat berupa resin serat kaca untuk bak yang terbuat dari serat fiber, semen atau lem khusus untuk beton untuk bak yang terbuat dari beton, bila bak yang akan digunakan terbuat dari plastik maka dapat digunakan selotip tahan air untuk menutupi kebocoran wadah budidaya. Setelah kerusakan diperbaiki maka bak harus dibiarkan beberapa hari agar bahan tersebut telah kering dan tidak membahayakan ikan yang akan dibudidayakan.

3. Perbaikan instalasi udara

Pada wadah budidaya ikan yang menggunakan bak biasanya menggunakan alat bantu untuk meningkatkan kelarutan oksigen didalam wadah budidaya dengan menggunakan aerator ataupun blower. Oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan tersebut. Instalasi udara terdiri dari pompa udara, penyaring udara, pipa penyalur, batu aerasi dan alat pengatur banyaknya aliran udara (kran). Peralatan ini sering mengalami kebocoran pada pipa dan penyumbatan pada batu aerasi. Ganti atau perbaiki peralatan yang rusak dan tidak berfungsi lagi. Pompa udara merupakan alat yang paling penting pada proses budidaya ikan di bak karena banyaknya pengudaraan pada air media tergantung dari kekuatan pompa yang ada. Oleh karena itu pompa yang yang telah lemah harus segera diperbaiki, karena dapat berakibat fatal bagi ikan bila terhentinya aliran udara dalam waktu lama.

4. Perbaikan instalasi air

Pada budidaya ikan menggunakan wadah bak biasanya tidak mempunyai pipa pemasukan air seperti dikolam, pada bak pintu pemasukkan air merupakan kran air yang dimasukkan kedalam bak budidaya. Sumber air yang digunakan dapat berasal dari mata air atau dari sumur yang dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan. Kebocoran sering terjadi pada pipa penyaluran dan kran pengatur aliran. Air harus tetap tersedia karena untuk keperluan pergantian air pada media pemeliharaan ikan. Sedangkan pintu pengeluarannya berupa pipa yang terbuat dari pipa PVC dalam bentuk L atau lurus. Pintu pengeluaran air ini harus diperiksa apakah terjadi penyumbatan pada saluran pembuangannya.

Persiapan wadah budidaya ikan yang menggunakan akuarium tidak jauh berbeda dengan penggunaan bak.

Pada wadah budidaya karamba jaring terapung wadah tersebut harus disiapkan sebelum digunakan dengan beberapa tahap antara lain adalah :


 


1. Perbaikan kerangka
Pemeriksaan terhadap kerangka yang digunakan dalam budidaya ikan di karamba jaring terapung harus dilakukan, karena masa pakai kerangka ini tidak bisa sepanjang tahun. Masa pakai kerangka ini sangat bergantung pada bahan yang digunakannya, ada beberapa macam bahan yang digunakan sebagai kerangka antara lain adalah bambu, besi, stainless steel atau papan. Setiap bahan tersebut mempunyai masa pakai yang berbeda oleh karena itu harus dilakukan perbaikan pada kerangka jarring apung yang sudah mengalami kerusakan agar wadah tersebut dapat dipergunakan untuk budidaya ikan.

2. Perbaikan jaring

Jaring yang akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan perbaikan dan pergantian jika telah mengalami kerusakan. Perbaikan jaring dapat dilakukan dengan melakukan perajutan pada bagian jarring yang rusak sedangkan pada jaring yang sudah lapuk harus diganti dengan jaring yang baru. Hal ini dilakukan agar ikan yang dibudidayakan tidak keluar dari wadah budidaya. Pada kantong jaring yang di pergunakan untuk budidaya ikan sebelumnya biasanya banyak terdapat hewan-hewan kecil yang menempel pada kantong jaring, oleh karena itu harus dilakukan pembersihan dengan cara menyikat kantong jaring dan menjemurnya kembali setelah dibersihkan agar hewan-hewan kecil tersebut bersih dari jaring.


Rerensi;
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 1 untuk SMK . Jakarta: Direktorat Pembinaan Skolah Menengah Kejuruan Kemendikbud

No comments:

Post a Comment

Kontak

Hei Hubungi Kami di 081386423223 (Asep Ibrohim)

Anda Pengunjung Ke

lokasi kami