pusat benih ikan lele sangkuriang di Tangerang

Friday, December 14, 2018

Kebutuhan Asam amino pada pakan Ikan

 
salah satu sumber asam amino via nusfeed.id

Dalam menyusun komposisi pakan ikan saat ini para peneliti sudah melakukan penyusunan komposisi pakan berdasarkan kebutuhan asam amino setiap jenis ikan. Hal ini dikarenakan komposisi kebutuhan asam amino setiap jenis ikan sangat berbeda dan sangat menentukan laju pertumbuhan dari ikan yang dibudidayakan. Asam amino merupakan bahan dasar yang dihasilkan dari proses pemecahan atau hidrolisis dari protein. Asam amino ini membangun blok protein. Istilah amino datang dari -NH2 atau suatu kelompok amino yang merupakan bahan dasar alami dan asam datang dari perbandingan -COOH atau suatu kelompok karboxyl, oleh karena itu disebutlah asam amino. Dalam molekul protein asam amino membentuk ikatan peptida (ikatan antara amino dan kelompok karboxyl) di dalam rantai yang panjang disebut rantai polipeptida. Ada banyak asam amino di dalam alam tetapi hanya dua puluh yang terjadi secara alami. Asam amino sangat dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam pengelompokkannnya dibagi menjadi dua yaitu asam amino essensial dan nonessensial. Asam amino secara umum ditulis dengan satu atau tiga huruf yang dapat dilihat pada Tabel.  
 
Tabel 1. Nama dan singkatan asam amino (Millamena, 2002)

Asam amino
Singkatan
Singkatan


tiga huruf
satu huruf




Asam
amino


essensial

Arg
R
Arginin

His
H
Histidin

Ile
I
Isoleucin

Leu
L
Leucin

Lys
K
Lysin

Met
M
Methionin

Phe
F
Phenylalanin

Thr
T
Threonin

Trp
W
Tryptophan

Val
V
Valin



Asam
amino
Ala
A
nonessensial

Asn
N
Alanin

Asp
D
Asparagin

Cys
C
Asam Aspartad
Glu
E
Cystein

Gln
Q
Asam Glutamat
Gly
G
Glutamin

Pro
P
Glycin

Ser
S
Prolin

Tyr
Y
Serin



Tyrosin









 
Asam amino digolongkan menjadi asam amino essensial dan asam amino non essensial. Asam amino essensial adalah asam amino yang tidak bisa dibuat atau disintesis oleh organisme mendukung pertumbuhan maksimum dan dapat menjadi penyuplai dari asam amino. Kapasitas dari pakan ikan memiliki kandungan asam amino yang dibutuhkan ikan berbeda-beda. Esensialitas dari suatu asam amino akan tergantung pada ikan yang diberi pakan. Sebagai contoh, glycine diperlukan oleh ayam tetapi bukanlah penting bagi ikan. Asam amino non esensial yaitu asam amino yang dapat dibentuk atau disintesis dalam jaringan dan tidak perlu ditambahkan dalam komposisi pakan.

Asam amino dapat juga digolongkan berdasarkan komposisi kimia menurut Millamena (2002) adalah sebagai berikut:

a) Asam amino alifatik

b) Basic terdiri dari : arginine dan lysin

c) Acidic terdiri dari : asam aspartic dan asam glutamic

d) Netral terdiri dari : leocin , isoleucine, valine, alanine, glycine,methionine, chysteine, threonine dan serine.

· Asam amino aromatic terdiri dari: phenylalanine dan tyrosine

· Asam amino heterocyclic terdiri dari histidine, tryptophan dan proline

Asam amino esensial


Ada sepuluh asam amino esensial (EAA) yang diperlukan oleh pertumbuhan ikan yaitu: arginin, histidin, isoleucin, leucin, methionin , phenylalanin, threonin, tryptophan dan valin. Kesepuluh asam amino ini merupakan senyawa yang membangun protein dan ada beberapa asam amino merupakan bahan dasar dari struktur atau unsur lain. Methionin adalah prekursor dari cyestein dan cystin. Methionin juga sebagai penyalur metil (CH3). Beberapa kelompoknya terdiri dari creatin, cholin, dan banyak unsur lain. Jika suatu asam/hydrogen (OH) ditambahkan ke phenylalanin, maka tyrosin dibentuk. Tyrosin diperlukan untuk hormon thyroxin, epinephrin dan norepinephrin dan melanin pigmen. Arginin menghasilkan ornithin ketika urea dibentuk dalam siklus urea. Perpindahan suatu karboksil (COOH) digolongkan dalam bentuk histamin. Tryptophan adalah prekursor dari serotonin atau suatu vitamin, asam nikotinik. Semua ikan bersirip membutuhkan ke sepuluh asam amino esensial.

Asam amino non essensial


Asam amino non esensial yang dibutuhkan untuk ikan adalah: alanine, asparagirie, asam aspartad, cyestin, asam glutamat, glutamin, glycin, prolin, serin dan tyrosin. Asam amino non esensial asam amino yang dapat secara parsial menggantikan atau memberikan asam amino yang sangat dibutuhkan atau harus ada dalam komposisi pakan.

Kebutuhan asam amino essensial dalam pakan ikan


Pakan ikan sangat dibutuhkan bagi ikan yang dibudidayakan dalam suatu wadah budidaya. Fungsi utama pakan ini adalah sebagai penyedia enrgi bagi aktifitas sel-sel tubuh. Dalam tubuh ikan energi yang berasal pakan dipergunakan untuk proses hidupnya yaitu tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Dalam tubuh ikan berisi sekitar 65-75% protein pada suatu basis berat kering. Protein sangat menentukan dalam menyusun formulasi pakan ikan. Asam amino yang berasal dari protein ini sangat diperlukan oleh berbagai sel untuk membangun dan memperbaiki jaringan rusak. Kelebihan Asam amino digunakan sebagai sumber energi atau dikonversi ke lemak. Informasi tentang kebutuhan protein kotor ikan menjadi nilai yang menentukan dan data tentang kebutuhan asam amino untuk setiap ikan penting karena mutu protein sangat bergantung kepada komposisi asam amino nya dan penyerapannya. Penentuan tentang kebutuhan asam amino sangat penting karena akan sangat membantu dalam melakukan perancangan diet uji amino yang digunakan untuk menentukan kebutuhan asam amino yang diperlukan bagi ikan.

Protein dalam pakan ikan akan saling keterkaitan dengan zat nutrien lainnya, misalnya protein bersama dengan mineral dan air merupakan bahan baku utama dalam pembentukan sel-sel dan jaringan tubuh. Protein bersama dengan vitamin dan mineral ini berfungsi juga dalam pengaturan suhu tubuh, pengaturan keseimbangan asam basa, pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh serta pengaturan metabolisme dalam tubuh. Oleh karena itu ikan yang dibudidayakan harus memperoleh asam amino dari protein makanannya secara terus menerus yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan sel dan pembentukan jaringan tubuhnya. Melalui sistem peredaran darah, asam amino ini diserap oleh seluruh jaringan tubuh yang memerlukannya. Pertumbuhan somatik, pertumbuhan kelanjar reproduksi, perkembangan dan pembangunan jaringan baru ataupun perbaikan jaringan yang rusak selalu membutuhkan protein secara optimal yang terutama diperoleh dari asam-asam amino essensial yang bersumber dari pakan ikan yang dikonsumsi.

Ikan tidak mempunyai kebutuhan protein yang mutlak namun untuk menunjang pertumbuhannya ikan membutuhkan suatu campuran yang seimbang antara asam-asam amino esensial dan non esensial. Protein yang dibutuhkan ikan dipengaruhi faktor-faktor yang bervariasi seperti ukuran ikan, temperatur air, kecepatan pemberian pakan, ketersediaan dan kualitas pakan alami, kandungan energi keseluruhan yang dapat dihasilkan dari pakan dan kualitas protein.

Kualitas pakan dikatakan rendah apabila kadar asam-asam amino esensial dalam proteinnya juga rendah. Pemilihan bahan dan komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan akan sangat menentukan kelengkapan dan keseimbangan antara asam-asam amino esensial dan asam amino non esensial. Ikan dapat tumbuh normal apabila komposisi asam amino esensial dalam pakan tak jauh berbeda (mirip) dengan asam amino dalam tubuhnya. Oleh karena itu adanya variasi keseimbangan antara asam amino esensial dan non esensial dalam pakan diharapkan dapat memacu pertumbuhan ikan.

Cepat tidaknya pertumbuhan ikan ditentukan oleh banyaknya protein yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh sebagai zat pembangun. Oleh karena itu agar ikan dapat tumbuh secara normal, pakan harus memiliki kandungan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi metabolisme sehari-hari dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sel-sel tubuh yang baru.

Keseimbangan antara energi dan kadar protein sangat penting dalam laju pertumbuhan, karena apabila kebutuhan energi kurang, maka protein akan dipecah dan digunakan sebagai sumber energi. Pemakaian sebagian protein sebagai sumber energi ini akan menghambat pertumbuhan ikan, mengingat protein sangat berperan dalam pembentukan sel baru.
 
Pemberian pakan yang tepat dengan kisaran nilai kalori/energi yang memenuhi persyaratan bagi pertumbuhan ikan dan dengan kandungan gizi yang lengkap akan dapat meningkatkan nilai retensi protein. Retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya protein yang diberikan, yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk membangun ataupun memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta dimanfaatkan bagi metabolisme sehari-hari.

Dalam proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana yaitu asam amino dan dipeptida. Ada dua jenis enzim yang terlibat dalam proses pencernaan protein, yaitu enzim endopeptidase yang berfungsi memutuskan ikatan peptida pada rantai polipeptida dan enzim eksopeptidase yang berfungsi memutuskan gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2) yang dimiliki protein. Asam amino dan dipeptida dapat masuk ke dalam aliran darah dengan cara transpot aktif.

Kualitas protein berbeda-beda tergantung pada jenis dan jumlah asam amino penyusunannya. Penentuan kualitas protein dapat dilakukan dengan membandingkan komposisi asam amino esensial yang dikandung bahan makanan dengan standar kebutuhan asam amino esensial pada hewan uji.

Persentase terendah dari kandungan asam amino esensial pada makanan terhadap pola standar tersebut dinamakan sebagai skore asam amino. Adapun yang dimaksud dengan asam amino esensial pembatas adalah asam amino esensial yang mempunyai presentase terendah yang terkandung dalam suatu protein bahan makanan.
 
Dalam penyusunan komposisi bahan-bahan pembuat pakan ikan, harus diperhitungkan terlebih dahulu kelengkapan asam amino esensial pada bahan dan kebutuhan tiap jenis ikan terhadap asam amino esensial dan non esensial. Kebutuhan setiap jenis ikan terhadap asam amino esensial dan non esensial berbeda-beda,sehingga perlu dipertimbangkan adanya keseimbangan antara asam-asam amino esensial dan non esensial yang terkandung pada protein bahan dasar pembuat pakan ikan tersebut. Tidak semua bahan makanan yang merupakan sumber protein hewani maupun nabati mengalami defisiensi asam amino yang sama. Oleh karena itu, defisiensi pada salah satu asam amino pada suatu bahan dapat disubstitusi dengan asam amino yang sama dari bahan yang berbeda.

Arginin merupakan asam amino yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan optimal ikan muda. Disamping berperan dalam sintesia protein, arginin juga berperan dalam biosintesis urea.

Histidin merupakan asam amino esensial bagi pertumbuhan larva dan anak-anak ikan. Histidin diperlukan untuk menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh.

Perubahan-perubahan konsentrasi isoleusin, leusin dan valin dalam serum dipengaruhi oleh peningkatan kadar protein pakan. Peningkatan konsentrasi dari salah satu asam amino berantai cabang ini, misalnya leusin, akan memberikan pengaruh pada konsentrasi isoleusin dan valin dalam serum. Pengamatan ini memberikan indikasi leusin mungkin mampu mempermudah jaringan tubuh dalam menyerap asam-asam amino berantai cabang.
 
Lisin merupakan asam amino esensial pembatas dalam protein nabati. Defisiensi lisin dalam pakan ikan dapat menyebabkan kerusakan pada sirip ekor (nekrosis), yang apabila berkelanjutan dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan. Tingkat penggunaan lisin dipengaruhi oleh kadar arginin, urea dan amonia. Ketika terjadi degradasi arginin, maka penggunaan lisin akan meningkat.

Metionin (essensial) dan sistein (non essensial) merupakan asam amino yang mengandung sulfur. Sistein mampu mereduksi sejumlah metionin yang diperlukan bagi pertumbuhan optimal. Kebutuhan metionin pada ikan biasanya berkaitan dengan kadar metionin dalam serum dan kadar makanan yang dicerna. Metionin juga merupakan asam amino pembatas dalam beberapa bahan makanan sumber protein nabati. Defisiensi metionin dapat mengakibatkan penyakit katarak pada rainbow trout.

Fenil alanin (essensial) dan tirosin (non essensial) keduanya mempunyai struktur kimia yang mirip sehingga keduanya bisa saling menggantikan. Fenil alanin dan tirosin diklasifikasikan sebagai asam amnino aromatik. Keduanya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk mendorong sintesis protein dan fungsi-fungsi fisiologis lain pada ikan. Ikan mampu dengan segera mengubah fenil alanin menjadi tirosin atau menggunakan tirosin untuk melakukan metabolisme yang diperlukan bagi asam amino fenil alanin tersebut. Oleh karena itu untuk menentukan kebutuhan asam amino aromatik khususnya fenilalanin, dalam pengujian haruslah digunakan bahan pangan tanpa tirosin atau berkadar tirosin rendah.

Triptofan merupakan asam amino pembatas dalam bahan makanan sumber protein nabati. Defisiensi triptofan pada ikan salmon menyebabkan lordosis dan skoliosis sedangkan pada ikan rainbow trout menyebabkan nekrosis pada sirip ekor, kerusakan pada operculum insang dan katarak pada mata. Selain menyebabkan penyakit pada mata, defisiensi triptopan juga akan meningkatkan kadar kalsium, magnesium, sodium dan potasium dalam ginjal dan hati ikan.

Kebutuhan asam amino essensial dan non essensial pada ikan sangat ditentukan oleh jenis bahan baku pembuatan pakan. Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan asam amino esensial yang disebabkan oleh penggunaan komposisi pakan yang kandungan proteinnya sedikit atau tidak mencukupi kebutuhan asam amino esensial. Dapat juga disebabkan adanya bahan kimia yang dapat mempengaruhi komposisi pakan, pemanasan yang berlebih saat pembuatan pakan dan penguapan dari pakan tersebut. Ketidakseimbangan asam amino erat kaitannya dengan asam amino yang saling bertentangan atau asam amino yang berbahaya yang dapat menyebabkan pertumbuhan pada ikan tidak optimal. Pertentangan asam amino terjadi ketika asam amino yang diberikan melebihi jumlah yang dibutuhkan. Hal ini dapat meningkatkan kebutuhan asam amino lain yang serupa. Contohnya adalah pertentangan leucin dengan isoleucin dan arginin dengan lisin yang diamati pada beberapa jenis ikan. Asam amino bersifat racun apabila diberikan dengan jumlah yang berlebih. Efek negatif yang ditimbulkan tidak dapat diperbaiki dengan penambahan asam amino ke dalam komposisi pakan.

Di dalam perumusan komposisi pakan, komposisi pakan yang direkomendasikan tentang asam amino esensial harus dengan hati-hati dalam memilih dan mengkombinasikan dua atau lebih sumber protein. Keterbatasan kandungan asam amino dalam salah satu sumber asam amino dapat dilengkapi dengan sumber lain yang melimpah dengan kandungan asam amino yang sama sehingga menjadi suatu pakan yang lebih baik. Cara lain untuk mengetahui kebutuhan asam amino esensial dari suatu organisme adalah dengan penambahan pada komposisi pakan dengan asam amino L kristal. Pelarutan nutrisinya dapat diperkecil dengan penggunaan pakan yang mengandung air stabil sehingga dapat menghemat penggunaan pengikat atau memanfaatkannya dalam praktek pemberian pakan. Sejauh ini kebutuhan asam amino essensial dalam makanan yang dibutuhkan oleh ikan dan jumlah yang dibutuhkan pada ikan budidaya telah ditetapkan pada beberapa jenis ikan berdasarkan hasil penelitian.


Kebutuhan asam amino pada ikan seperti tabel diatas diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Menurut Millamena (2002) ada dua metoda yang digunakan untuk menentukan apakah suatu asam amino tersebut termasuk dalam kelompok asam amino essensial dan non essensial yaitu:

1) Metoda pertumbuhan

2) Metoda radio isotop.


Metoda pertumbuhan digunakan oleh Halver ( 1957) untuk mengetahui penggunaan satu rangkaian asam amino diet uji yang berisi kristal L-amino sebagai sumber nitrogen. Pakan dirumuskan berdasarkan pada pola asam amino seperti protein telor ayam utuh, protein telor ikan Chinook, atau kantung kuning telur ikan Chinook. Untuk sepuluh amino, percobaan dilakukan dengan melakukan pemberian pakan dengan menggunakan pakan dasar yang berisi semua asam amino dan pakan uji yang tidak mengandung asam amino. Ikan uji dilakukan penimbangan berat badan setiap dua kali untuk mengukur pertumbuhan dan mengetahui pengaruh pakan uji tersebut. Selain itu sampel ikan uji juga diberi pakan yang kekurangan asam amino untuk melihat pertumbuhan yang terjadi dan dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan dengan asam amino yang lengkap, setelah itu penyelidik menggunakan suatu pakan uji serupa untuk menentukan asam amino esensial yang lain pada ikan.

Pada Metoda radio isotop yang digunakan oleh Cowey et al. (1970), ikan uji disuntik secara intraperitoneal dengan menggunakan radio aktif yang diberi label 14C glukosa dan dibiarkan hidup dengan mengkonsumsi pakan alami selama 7 hari. Ikan uji kemudian dimatikan dan dibuat larutan yang homogen dan melakukan isolasi protein. Dari hasil isolasi tersebut kemudian protein tersebut dilakukan hidrolisasi dan asam amino yang diperoleh dipisahkan dengan menggunakan peralatan chromatografi dan menghitung radio aktifitas.

Referensi: Produksi Pakan Buatan. Direktorat Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Kemendikbud. 2013


No comments:

Post a Comment

Kontak

Hei Hubungi Kami di 081386423223 (Asep Ibrohim)

Anda Pengunjung Ke

lokasi kami