Protein merupakan nutrisi utama yang mengandung Nitrogen dan merupakan unsur utama dari jaringan dan organ tubuh hewan dan juga senyawa Nitrogen lainnya seperti asam nukleat, enzim, hormon, vitamin dan lain-lain. Protein dibutuhkan sebagai sumber energi utama karena protein ini terus menerus diperlukan dalam makanan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan yang rusak. Protein mengandung unsur Karbon sebanyak 50-55%, Hidrogen 5-7%, dan Oksigen 20-25% yang bersamaan dengan lemak dan karbohidrat, juga mengandung nitrogen sebanyak 15-18%, rata-rata adalah 16% dan sebagian lagi merupakan unsur sulfur dan sedikit mengandung fosfat dan besi. Oleh karena itu beberapa literatur mengatakan bahwa protein adalah makro molekul yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan boleh juga berisi sulfur. Kadar nitrogen pada protein dapat dibedakan dari lemak dan karbohidrat serta komponen bahan organik lainnya.
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Proteos yang berarti pertama atau utama. Hal ini dikarenakan protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein dalam setiap sel mahluk hidup tersimpan dalam jaringan dan organ dan sebagai komponen utama jaringan tubuh ikan. Nutrient ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan serta perawatan jaringan dan organ. Tidak ada bahan gizi lain yang dapat menggantikan peran utamanya dalam membangun dan memperbaiki sel dan jaringan yang rusak. Sebagai tambahan protein juga berperan untuk kontraksi otot dan komponen enzim, hormon dan anti bodi. Protein dalam bentuk komplek sebagai heme, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Hewan air harus mengkonsumsi protein untuk menggantikan jaringan tubuh yang aus/rusak (perbaikan) dan untuk mensintesis jaringan baru (pertumbuhan dan reproduksi).
Selain itu protein mempunyai peranan biologis karena merupakan instrumen molekuler yang mengekspresikan informasi genetik. Semua protein pada makhluk hidup dibangun oleh susunan yang sama yaitu 20 macam asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Dari 20 macam asam amino ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu asam amino essensial yaitu asam amnino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh tetapi tubuh tidak dapat mensintesisnya di dalam tubuh, ada sebanyak 10 macam dan asam amino non essensial yaitu asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat disintesis dari dalam tubuh ikan itu sendiri, jumlahnya ada sepuluh macam. Dalam bab ini akan dipelajari tentang sepuluh asam amino yang penting yang diperlukan oleh ikan dan struktur bahan kimia, membedakan antara asam amino essensial dan asam amino non-essensial; asam amino yang diserap ikan; efek defisiensi dan kelebihan dari asam amino berkenaan dengan aturan makan ikan ; prosedur bagaimana cara menentukan kebutuhan asam amino secara kwantitatif dan kwalitatif pada ikan; metoda mengevaluasi mutu protein; dan bagaimana cara menentukan kebutuhan protein beberapa jenis ikan budidaya.
Evaluasi kualitas protein
Protein yang terdapat dalam suatu bahan pakan dapat dikatakan bermutu jika memberikan pertumbuhan positif pada ikan budidaya atau protein dikatakan mutunya tinggi apabila komposisi asam amino yang terkandung di dalamnya menyerupai bentuk asam amino yang dibutuhkan oleh ikan dan tingkat kecernaannya tinggi. Mutu protein biasanya dievaluasi dengan metode biologi dan kimia. Metode kimia menentukan kuantitas atau jumlah protein/asam amino pada bahan pakan sedangkan metode biologi dengan cara menentukan reaksi ikan terhadap protein dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan pertahanan. Dalam metode biologi, berat tubuh dan nitrogen digunakan sebagai ukuran untuk mutu protein dimana metode biologi lebih akurat dibanding metode kimia. Menurut Millamena (2002) perhitungan Protein Effisiensi ratio (PER), nilai biologi (BV) dan kebutuhan protein bersih (NPU) adalah sebagai berikut :
a) Perbandingan Efisiensi Protein (PER)
Penambahan bobot (gram)
PER = ---------------------------------------
Kandungan protein dalam pakan (gram)
b) Nilai Biologi (BV)
Nitrogen yang digunakan (R)
BV = --------------------------------------
Nitrogen yang diserap (A)
Dimana :
R = Nitrogen yang digunakan
A = Nitrogen yang diserap
Dan
: A = I – (F - Fo)
R = A – (U – Uo)
Dimana :
I = Nitrogen yang diambil F = Nitrogen dalam feses
U = Nitrogen yang keluar bersama urine Uo = Endogeneus nitrogen
R I – (F–Fo) – (U – Uo)
BV = ------ x 100 = --------------------------- x 100
A I – (F – Fo)
Tidak cukup data dalam nilai biologi yang diperoleh untuk pengaturan pakan ikan dan sulit dalam penentuan metabolisme feses dan endogeneus nitrogen secara terpisah.
c) Penggunaan Protein Bersih
Nitrogen yang digunakan
NPU = ------------------------------- ---- x 100
Nitrogen yang diambil
Dimana : NPU ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Penambahan nitrogen
+
pengurangan
nitrogen
pada pakan ikan pada pakan ikan NPU = --------------------------------------------------------------------------------
Nitrogen yang diambil dari pengujian protein
Kebutuhan protein pada ikan
Protein di dalam tubuh sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan, pembentukan jaringan, penggantian jaringan-jaringan tubuh yang rusak dan penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan. Kebutuhan protein dalam pakan secara langsung dipengaruhi oleh jumlah dan jenis-jenis asam amino essensial, kandungan protein yang dibutuhkan, kandungan energi pakan dan faktor fisiologis ikan (Lovel, 1989). Protein dapat juga digunakan sebagai sumber energi jika kebutuhan energi dari lemak dan karbohidrat tidak mencukupi dan juga sebagai penyusun utama enzim, hormon dan antibodi. Oleh karena itu pemberian protein pada pakan ikan harus pada batas tertentu agar dapat memberikan pertumbuhan yang optimal bagi ikan dan efisiensi pakan yang tinggi. Selain itu protein sangat penting bagi kehidupan karena merupakan protoplasma aktif dalam semua sel hidup dan berperan sebagai instrumen molekuler yang mengekspresikan informasi genetik, unsur struktural di dalam sel dan jaringan. Protein yang dibutuhkan ikan bersumber dari berbagai macam bahan dimana kualitas protein bahan bergantung pada komposisi asam amino.
Jumlah kebutuhan protein maksimum merupakan tingkat kualitas protein yang tinggi dalam kandungan pakan yang diperlukan untuk pertumbuhan maksimum. Untuk menentukan kebutuhan protein suatu jenis ikan dapat dilakukan dengan melakukan percobaan pemberian pakan yang akan membantu dalam penggunaan uji kandungan protein dari sumber yang nilai biologinya tinggi. Respon yang akan memberikan keuntungan dan daya tahan paling tinggi biasanya diperoleh dari komposisi pakan ikan terbaik. Protein yang terdapat dalam jaringan tubuh ikan dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan kebutuhan protein. Cara ini dilakukan dengan menganalisis kandungan nitrogen dalam jaringan dengan interval dua minggu sampai tidak ada penurunan nitrogen yang tertahan pada jaringan.
Jumlah kandungan protein minimal dari suatu pakan untuk menghasilkan pertumbuhan maksimum sangat bergantung pada jenis ikan yang dibudidayakan. Berdasarkan penelitian beberapa spesies ikan kebutuhan kandungan protein pada ikan budidaya berkisar dari 27% sampai 60%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Sumber protein tinggi untuk ikan dapat diperoleh pada beberapa bahan baku antara lain adalah telor utuh, kasein, kombinasi kasein dan agar-agar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan ikan yang maksimum antara lain adalah : jenis, ukuran ikan atau umur, temperatur air, protein yang berkualitas seperti yang telah dikemukakan sebelumnya dengan mengetahui komposisi asam amino. Ikan yang berukuran lebih kecil mempunyai kebutuhan protein lebih tinggi dibanding ikan yang lebih tua pada jenis ikan yang sama.
Tabel 3. Tingkat kebutuhan protein optimal (% berat kering pakan)
pada beberapa jenis ikan budidaya (Millamena, 2002)
Jenis ikan
|
Sumber protein
|
Kadar protein
| ||||
optimal (%)
| ||||||
Asian
|
sea
|
Fish meal, soybean meal
|
43
| |||
bass
|
Fish meal, casein
|
31 – 38
| ||||
Common
|
Tuna, muscle meal
|
40 – 50
| ||||
carp
|
Fish
|
meal,
|
meat
|
meal,
|
43
| |
Grouper
|
shrimp meal
|
44
| ||||
Casein dan asam amino
|
60
| |||||
Japanese eel
|
Squid meal
|
Ø 55
| ||||
Kuruma
|
Casein + egg albumin
|
40
| ||||
shrimp
|
Fish meal, casein
|
30 – 40
| ||||
Casein, gelatin
|
24
| |||||
Milk Fish
|
Fish
|
meal,
|
soybean
|
dan
| ||
cassava meal
|
55
| |||||
Casein
|
52
| |||||
Fish meal
|
44
| |||||
Red
|
sea
|
Fish
|
meal,
|
soybean,
|
squid
|
40
|
bream
|
meal
|
40
| ||||
Snake head
|
Casein
|
30
| ||||
Red snapper
|
Fish meal, soybean, shrimp
|
28
| ||||
Tiger shrimp
|
meal
|
34 – 42
| ||||
Fish meal, casein
|
28 – 32
| |||||
Nile Tilapia
|
Fish meal
|
55
| ||||
Fish meal, mussel meal,
|
27
| |||||
White shrimp
|
collagen
| |||||
Squid meal
| ||||||
Yellow tail
|
Fish meal, casein
| |||||
Abalone
|
Soybean meal, rice bran
| |||||
Fish meal, squid meal
|
Referensi: Produksi Pakan Buatan. Direktorat Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Kemendikbud. 2013
No comments:
Post a Comment