pusat benih ikan lele sangkuriang di Tangerang

Sunday, March 3, 2013

Petunjuk Teknis Pembenihan Lele Sangkuriang


 Sebagai upaya perbaikan mutu induk dan benih lele  dumbo, BBAT Sukabumi sejak tahun 2000 telah melakukan perbaikan genetik melalui silang-balik (backcross). Hasil uji keturunan dari induk hasil silang-balik, menunjukkan adanya peningkatan dalam pertumbuhan benih yang dihasilkan. 
Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan  mutu diberi nama  “Lele SANGKURIANG”. Lele sangkuriang dimasyarakat sesudah dirilis sangat diminati pembudidaya. Menghasilkan lele sangkuriang kelas benih sebar untuk menghindari penurunan pertumbuhannya maka perlu mengikuti kaidah-kaidah proses produksi  sesuai dengan petunjuk pembenihan lele sangkuriang
BAHAN DAN ALAT 
Bahan yang diperlukan antara lain: induk pokok lele sangkuriang jantan dan betina, pakan induk, pakan benih, pakan pembesaran, cacing, ovaprim, ekstrak pituitari/hipofisa, kertas tissue, sodium klorida NaCl) 0,9%, pupuk dan kapur.
Peralatan yang diperlukan antara lain: timbangan gantung, hapa penetasan telur, peralatan pemijahan buatan: alat suntik ukuran minimal 1 ml, gunting, waskom dan gelas, peralatan pemijahan alami: kakaban ukuran minimal 1x0.2 m dan penutup bak  peralatan perikanan: ember, lambit, serokan/scope net,  sikat pembersih dan alat seleksi.
Prosedur Kerja Pemijahan
1. Seleksi Induk dan Penyuntikan
Memilih induk pokok lele sangkuriang jantan dan betina yang tidak berasal satu keturunan.  Pada pemijahan buatan, perbandingan 1:4 satu jantan, empet betina bobot minimal 700 gram/ekor. Pada pemijahan alami, perbandingan 1:1 satu jantan dan satu betina minimal 700 gram/ekor.
Menyeleksi induk jantan dan betina yang matang gonad.  Induk jantan ditandai dengan papila yang berwarna kemerahan dan memiliki panjang melewati pangkal sirip dubur.  Induk betina ditandai dengan bentuk perut yang gendut dan bila diraba terasa lembek.
Penyuntikan dengan menggunakan hipofisa atau ovaprim.  Ekstrak hipofisa dapat berasal dari ikan lele atau ikan mas sebagai donor. Dosis penyuntikan dengan  hipofisa ikan mas 1 dosis,  bila menggunakan donor ikan lele 2 dosis. 1 dosis = 1 Kg donor untuk 1kg induk lele.  Menggunakan ovaprim  dengan dosis 0,15 ml/kg induk.  Penyuntikan dilakukan satu kali secara intra muscular yaitu pada bagian punggung ikan. Rentang waktu antara penyuntikan sampai ovulasi telur 10–14 jam bergantung pada suhu inkubasi induk.
2. Pemijahan
 a. Pemijahan Buatan
Apabila  telur telah ovulasi, kita harus menyiapkan sperma dengan cara mengambil kantung sperma pada ikan jantan, kemudian mengencerkan sperma pada larutan fisiologis (NaCl 0,9%) dengan perbandingan 1 : 50 – 100,
Mengurut induk betina untuk mengeluarkan telur, kemudian aduk telur dan sperma secara merata menggunakan bulu ayam. Bilas campuran telur dan sperma menggunakan air untuk merangsang terjadinya fertilisasi. Tebar telur yang sudah terbuahi secara merata pada hapa penetasan. 
b. Pemijahan Alami
Induk yang telah dipilih dipasangkan induk jantan dan induk betina sebanyak 1 pasang/bak. Pada bak pemijahan yang dilengkapi kakaban  sebanyak 4 buah/bak, diberi penutup bak agar ikan tidak loncat. 
Sesudah memijah induk dikembalikan  ke kolam induk, telurnya dibiarkan sampai menetas. Telur yang telah menetas baik pemijahan secara buatan maupun alami, dipelihara sampai umur 5 hari atau sampai kuning telurnya habis.
Pendederan 1
a. Pendederan Sistem Bak
Bak yang sudah dipersiapkan dengan kedalaman air  20–40 cm kemudian ditebar larva dengan padat tebar 20–30 ekor/liter. Lama pemeliharaan larva 14–21 hari, Pemberian pakan untuk Pakan alami cacing Tubifex sp. (minggu pertama), kombinasi cacing Tubifex sp. dengan pakan buatan yang dihancurkan atau pelet tepung (minggu kedua) dan pakan buatan (minggu ketiga).  Pakan alami diberikan secara -ad libitum, sedangkan pakan buatan  dengan  dosis 10 – 15% bobot biomass dengan frekuensi pemberian empat kali per hari,
b. Pendederan di kolam
Kolam yang telah disiapkan dan telah dilakukan pemupukan dengan pupuk organik dosis 500 gram/m2, dan pengapuran dengan dosis 50 gram/m2 kedalaman air 30-50 cm. Biarkan selama 4-5 hari agar plankton  tumbuh, larva umur 4 hari siap untuk ditebar dengan kepadatan 200–300 ekor/m2. Pemelihara larva dalam kolam selama 14 – 21 hari.
Pemberian pakan buatan pelet yang dihancurkan atau pelet tepung 5 – 7 hari setelah larva ditanam. Pakan buatan dengan dosis 10 – 15% dari bobot  biomass dengan frekuensi pemberian empat kali per
Pendederan 2
Kolam yang telah disiapkan dan telah dilakukan pemupukan dengan pupuk organik dosis 500 gram/m2, dan pengapuran dengan dosis 50 gram/m2. kedalaman air 30-50 cm dan plankton telah tumbuh, benih hasil seleksi dari pendederan 1 siap untuk ditebar dengan kepadatan 100–150 ekor/m2. Pemelihara benih pada  kolam pendederan selama 21 – 28 hari.
Pemberian pakan sebanyak 10% – 15%  bobot biomass/hari (minggu pertama dan minggu kedua) dan 5% bobot biomass/hari (minggu ketiga) dengan frekuensi pemberian tiga kali/hari.  Pakan berupa pellet tepung pada minggu pertama dan pelet butiran diameter satu mm pada pemeliharaan selanjutnya. Benih ukuran panen 5-6 cm
Pendederan 3
Kolam yang telah disiapkan seperti pada pendederan 2. benih hasil seleksi dari pendederan 2 yang ukuran relatif sama siap untuk ditebar dengan kepadatan 75–100 ekor/m2.  Lama pemeliharaan benih di kolam pendederan selama 14–21 hari, Pemberian pakan sebanyak 5% – 10%  bobot biomass/hari dengan frekuensi pemberian tiga kali/hari berupa pellet butiran diameter satu mm. Benih ukuran panen 7-8 cm. Benih siap untuk dipelihara di kolam pembesaran.

Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Mengamati kondisi kesehatan ikan berdasarkan respons makan dan gerakan ikan yang dipelihara selama kegiatan pemeliharaan. Memeriksa ikan secara mikroskopis apabila terjadi/terlihat gejala sakit.
Melakukan pengobatan yang tepat bila terdapat indikasi penyakit.
Melakukan penggantian air dan membuang sisa pakan/kotoran setiap hari pada pemeliharaan larva sistem air bening.
Mempertahankan kondisi air agar tetap berwarna hijau atau hijau kecoklatan pada pemeliharaan larva sistem air hijau dan pemeliharaan pendederan.

BAHAN PUSTAKA
Sunarma, A., 2004.  Peningkatan Produktivitas Usaha Lele SANGKURIANG (Clarias sp.).

Di salin oleh Tirta Gintung Sejahtera, Pusat Benih Ikan lele terbesar di Tangerang Banten 

No comments:

Post a Comment

Kontak

Hei Hubungi Kami di 081386423223 (Asep Ibrohim)

Anda Pengunjung Ke

lokasi kami