Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Safari Ramadhan, Senin (22/7),
di kawasan Budidaya Air Tawar, Jl. Parangtritis km 19 Kabupaten Bantul,
DIY. Kegiatan ini merupakan Safari Ramadhan ketiga dari enam kegiatan
yang diselenggarakan KKP pada tahun ini. Berbeda dengan Safari Ramadhan
lainnya, pada kegiatan kali ini digelar lomba Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa (Kelompencapir) Gerakan
Nasional Masyarakat Peduli Industrialisasi Kelautan dan Perikanan
(Gempita) dan pelatihan kelautan dan perikanan berbasis blue economy, yang hasilnya ditampilkan melalui unjuk kerja pelatihan.
Pada kegiatan Safari Ramadhan ini, KKP memberikan sejumlah bantuan
untuk masyarakat di Provinsi DIY, yang diserahkan secara simbolis oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo. Bantuan tersebut
terdiri dari bantuan program KKP senilai hampir Rp 4,7 miliar, yaitu
Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) perikanan tangkap, perikanan
budidaya, dan pengolahan hasil perikanan; kartu nelayan; Sertifikat Hak
Atas Tanah Nelayan; calon induk ikan; pengadaan sarana prasarana
pemasaran roda tiga, sarana pengembangan produk non konsumsi; sarana
prasarana pengolahan tepung ikan; tenda pemasaran, bantuan
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Batuan pendidikan
ini merupakan kepedulian KKP yang diperuntukkan bagi anak-anak pelaku
utama, yaitu nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan, serta petambak
garam.
Di
bidang pelatihan, sambungnya, sasarannya adalah peningkatan keterampilan
para pelaku utama kelautan dan perikanan. Pada kesempatan ini Badan
Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) melatih 150 orang
masyarakat kelautan dan perikanan di seluruh Kabupaten/Kota di DIY, di
antaranya untuk pemberdayaan keluarga melalui program Posdaya. Pelatihan
ini berbasis blue economy, yaitu ekonomi berbasis kelautan dan sebuah model ekonomi baru untuk mendorong pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan kerangka pikir sebagaimana cara kerja ekosistem. Hal ini dilakukan melalui pengembangan bisnis inovatif dan kreatif berdasarkan prinsip zero waste (tidak ada limbah yang terbuang), efisiensi alam, kelestarian lingkungan, menciptakan kesempatan wirausaha dan lapangan kerja, serta memperbaiki modal sosial dengan inovasi dan kreativitas. Karenanya
pada pelatihan kali ini, ikan pari dimanfaatkan keseluruhannya tanpa
ada yang terbuang. Dagingnya untuk konsumsi, kulitnya untuk dijadikan
tas dan sepatu, serta ekornya untuk dijadikan ikat pinggang.
Grup A dari Tirta Gintung Sejahtera mewakili Provinsi Banten |
Terkait
pengembangan SDM ini, Sharif mengingatkan, menuntut ilmu adalah suatu
kewajiban termasuk ilmu tentang Kelautan dan Perikanan. Hal ini
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Mujadilah ayat 11, yaitu:
“Niscaya allah akan meninggikan orang–orang yang beriman di antaramu dan
orang–orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Ia juga
mengatakan, Allah mewajibkan kita sebagai khalifah di muka bumi ini
untuk mengelola, memanfaatkan, dan memelihara kelestarian alam ini
dengan sebaik-baiknya serta diharapkan mampu memproduksi sumberdaya ikan
guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi umat manusia. Hal ini
sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur`anul Karim Surat An Nahl ayat 14:
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan
supaya kamu bersyukur.” Karena itu, peran SDM yang handal sangat
diperlukan untuk pembangunan kelautan dan perikanan, yang ditingkatkan
kapasitasnya antara lain melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan
penyuluhan, sebagaimana salah satunya ditampilkan melalui kegiatan
Safari Ramadhan ini.
Sharif
berpesan, sebagai khalifatullah, kita harus selalu melakukan upaya
pengelolaan secara bijak terhadap alam ini sehingga dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat dan alam semesta secara umum. “Allah berfirman
dalam surah Ar-Ra’ad, bahwa sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. Hal ini untuk dapat berusaha harus dengan dibekali ilmu,
pengetahuan, teknologi, iman dan taqwa,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment