Budidaya ikan adalah salah satu
cara untuk mengembangbiakkan baik di kolam sawah sebagai mina padi maupun
dengan keramba yang belum dikembangkan di semua daerah. Budidaya ikan dalam
keramba ini, timbul karena suatu kebetulan, yang semula dilakukan oleh pedagang
ikan hidup di daerah Bandung untuk menampung ikan dagangannya yang belurn laku dijual.
Ikan-ikan tersebut disimpan di dalam keramba dekat rumah mereka.
Akan tetapi ikan-ikan, tersebut ,
tetap hidup dan bahkan bertambah besar, sehingga hal ini menimbulkan niat para
pedagang untuk membudidayakan ikan dalam keramba. Budidaya ikan dalam keramba
ini juga dianjurkan untuk menunjang kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga. khususnya
untuk daerah-daerah yang dekat dengan perairan untuk (sungai, danau dan rawa-rawa).
Peran Budidaya Dalam Keramba
Budidaya ikan dalam keramba
sangat berperan dalam membantu melestarikan sumber air ini di perairan umum,
karena penangkapan yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu kelestarian
di perairan tersebut. Penangkapan ikan pada umumnya dilakukan tanpa memperhatikan
ukuran ikan. Dengan adanya sistim budidaya ikan dalam keramba, maka diharapkan
anak-anak ikan yang ikut tertangkap akan dibudidayakan, sehingga akan mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan
bila ditangkap waktu masih kecil. Secara garis besar, peranan budidaya ikan
dalam keramba adalah :
1) Mendukung usaha peningkatan pembinaan sumber
hayati di perairan umum.
2) Meningkatkan produksi Wan yang bernilai
ekonomi tinggi serta memenuhi kebutuhan konsumsi
ikan secara terus menerus.
3) Meningkatkan pendapatan Para petani ikan
serta kesejahteraan petani ikan sepanjang tahun.
4) Menghindari adanya masa paceklik bagi para
nelayan dimana pada musim barat para nelayan
tidak dapat menangkap ikan.
5) Memperluas lapangan kerja bagi nelayan dan
masyarakat secara umum.
Pemasangan Keramba
Bentuk keramba hanya dibedakan
menjadi dua macam yaitu berbentuk empat persegi dan bundar panjang. Keramba
berbentuk empat persegi maupun kotak, sebagai bahan pada umumnya dibuat dari
bambu maupun papan. Bentuk bundar panjang, yaitu keramba menyerupai bubu pada umumnya
dibuat dari bilah bambu.
Cara pemasangan atau penempatan
keramba, secara umum , dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Keramba terendam secara keseluruhan.
Pemasangannya direndam dalam air kurang lebih 20 Cm di bawah permukaan air.
Keramba ini sesuai untuk perairan yang sempit dan tidak begitu dalam. Mempunyai
tiga sisi, dua sisi melintang arus dan satu sisi sejajar arus. 2)
Keramba terendam sebagian, kurang lebih 10 Cm berada di atas permukaan
air. Mempunyai enam sisi, di mana terdiri dari empat sisi, dimana terdiri dari
empat sisi memanjang dan dua sisi melintang, jenis keramba ini cocok untuk
dipasang di perairan yang dalam dan luas seperti di sungai, danau, waduk dan
rawa. 3)
Keramba pagar berbentuk pagar keliling yang langsung ditancapkan ke dasar air. Keramba ini harus
selalu digenangi air, baik pada waktu air pasang maupun air surut. Pada umumnya
dikembangkan oleh penduduk yang tinggal
di rumah terapu ng.
Jenis Ikan
Ada beberapa jenis ikan yang cukup potensial untuk
dikembangkan dengan sistem budidaya keramba,
diantaranya adalah ikan karper (Chprinus
carpio L.). Jenis ikan ini sangat cocok
untuk dikembangkan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 150-600 meter di
atas permukaan laut, dengan pH perairan antara 7-8, suhu maksimal untuk
kehidupannya antara 20-25°C. Kepadatan penebaran sebaiknya antara 30-50 ekor/M3
dengan ukuran ikan 50-80 gram/ekor: Dalam
pemeliharaan selama 3 -4 bulan, berat Wan b isa mencapai 300-500. gram/ekor,
dengan catatan bahwa ikan tersebut juga diberikan makanan tambahan.
Ikan tawes (Punctius javanicus Blkr). Jenis ikan ini
tumbuh dengan balk pada ketinggian antar 25-3°C. Padat penebaran ikan seberat
20 gram/ekor adalah, 190-125 ekor/M. Pada pemeliharaan selama 3-4 bulan dengan diberikan makanan tambahan
dedak halus, beratnya bisa mencapai 300-500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat
20 gram/ekor pada pemeliharaan 3-4 bulan, dengan diberikan dedak halus atau ampas tahu,
beratnya bisa mencapai 200 300 gram/ekor.
Ikan mujair (Tilapia masambica). Jenis ikan, ini cocok dibudidayakan di daerah
yang mempunyai ketinggian antara 0-1.000 meter di atas permukaan taut, dengan
suhu maksimum antara 25-30°C. Padat penebaran dapat mencapai 500 ekor/M3 dengan
benih ikan seberat 20 gram/ekor pada pemeliharaan 3 -4 bulan, dengan diberikan
dedak halus atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai 200 -300 gram/ekor.
Ikan sepat siem (Trichogaster pectoralis egen). Ikan ini dapat hidup di dataran yang
mempunyai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, dengan pH air antara
7 - 8 dan suhu maksimum antara 25 -35°C.
padat penebaran ikan antara 25 - 35 ekor/M3
dengan ukuran panjang 9 Cm.
Ikan toman (Ophiocephalus micropeltres). ikan ini banyak
dikembangkan di daerah Kalimantan. Termasuk
lamban pertumbuhannya. Pada penebaran benih ikan dengan berat 300 gram/ekor adalah,
antara .15-20, ekor/M3. Pada pemeliharaan selama 8 bulan ikan sudah dapat
dipanen.
lkan gabus (Ophiocephalus striatus Blkr). Ada dua macam yaitu yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh.
Ikan gabus yang cepat tumbuh mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : warna sisik
punggung abu-abu muda, bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus
hidup di air tawar dengan pH antara 4,5
- 6. Pada penebaran ikan gabus dengan berat 100 gram/ekor adalah antara 50-60
ekor/M3. Dalam pemeliharaan selama 3 - 5 bulan berat ikan bisa mencapai 500
gram/ekor. .
Ikan betok (Anabes testudineus block). to ini sangat
tahan terhadap kekurangan oksigen dan juga air, Bahkan ikan ini dapat hidup
dalam lumpur yang mengandung air antar 1
- 2 bulan. Pada keramba ukuran 2 x 2 x 2 M 2 dapat ditebarkan benih
sebanyak 800 ekor dengan berat 20 gram/ekor. Dalam waktu 6 bulan berat ikan
dapat mencapai 400 gram/ekor.
Ikan gurami (Osphronemus gouramy L.). Hidup di air tawar. Daerah yang paling cocok
adalah dengan ketinggian 50 - 400 meter
di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum antara 40 - 60 ekor
/M3. Dalam membudidayakan ikan ini perlu diberikan makanan tambahan selanq
waktu 2 hari sekali dengan jumlah 15 - 20 % dari berat ikan total. Dalam waktu
3 -4 bulan, ikan ini sudah dapat dipanen.
Selain jenis-jenis ikan tersebut
di atas, masih banyak lagi jenis ikan lokal lain yang dapat dikembangkan dengan
sistem keramba. Bila hendak
mengembangkan ikan dalam keramba, kita
tinggal menyesuaikan jenis ikan yang cocok untuk tempat tinggal kita
masing - masing.
No comments:
Post a Comment